Pages

Negara Palestina

Negara Palestina



Jauh sebelum negara Israel berdiri di Timur Tengah, orang-orang Yahudi selalu saja berhasrat kuat untuk menduduki tanah Palestina. Berbagai daya upaya diprogramkan, misalnya perjanjian Balfour di Inggris, berupaya keras membeli tanah di Palestina dan usaha lainnya sebagai provokasi. Seiring dengan itu pula masyarakat Islam dari berbagai kalangan selalu saja memegang dasar yang harus dijalankan di Palestina. Mereka mengidealkan dan malah menuntut selalu penghapusan janji Balfour yang penuh dengan kezaliman, ketidakadilan terhadap hak-hak bangsa Palestina; penghentian imigrasi Yahudi; penghentian penjualan tanah Kepada Yahudi; pendirian pemerintahan nasional Palestina dengan dipilih oleh parlemen (majlis Tasyri’i) yang menjadi penjelmaan keinginan hakiki masyarakat; dan masuk dalam negosiasi dengan Inggris untuk membuat kesepakatan yang akhirnya dapat memerdekakan Palestina.24 Kejatuhan umat Islam di Palestina di satu sisi dan kesuksesan Yahudi mencapai negara merdekanya, Israel yang dibangun di atas persakitan umat Islam di Palestina, dan sekitarnya, sebenarnya bukanlah mutlak karena kehebatan dan kesuksesan Yahudi menggalang kekuatan, dukungan dan lobi mereka, tetapi karena kelemahan pertahanan umat Islam di Palestina di bawah komando Turki ‘Utsmâni pada memasuki awal abad ke-20 begitu nyata. Pasukan Turki ‘Utsmâni tidak dapat berbuat banyak dalam menghadapi agresi negara-negara Eropa, yang simpulnya adalah Yahudi di dalamnya. Faktor lain karena umat Islam tidak berupaya mempertahankan persatuan (Pan-Islamisme) untuk seluruh umat Islam, tetapi sebaliknya umat Islam sudah termakan isu konsep negara bangsa(nation state) yang dipopulerkanBarat, terutama dari Prancis sebagai imbas dari revolusinya yang amat terkenal telah merobah tatanan dan peta politik negara bangsa dunia. Hal yang disebutkan terakhir buktinya adalah bahwa di penghujung abad 19, dan hingga awal memasuki abad 20, umat Islam amat tergiur dengan kemerdekaan negerinya masing-masing. Hal ini tentu bukti kesuksesan Barat dengan politik negara bangsanya, yang terkenal dengan semboyan misalnya Mesir untuk Mesir, Mesir bukan untuk Turki”. Ini awal terpecah belah umat Islam, yang tidak lagi menjunjung tinggi nilai khilafah yang sudah diwariskan Nabi dan Khulaur-Rasyidin sebelumnya. Dengan kesuksesan provokasi Barat dengan politiknegara bangsa demikian, maka Turki Usmani sebagai pemegang legitimasi khilafah otomatis mendapat serangan dari luar dan dari dalam. Dari luar adalah dari Barat sendiri yang ingin menjarah sebagian wilayah kekuasaannya, sementara dari dalam adalah dari umat Islam sendiri yang sudah amat tertarik untuk melepaskan diri dari kepemimpinan dan kekhalifahan Turki ‘Utsmâni. Dua hal inilah yang membawa petaka bagi umat Islam dalam upaya mempertahan diri dari serangan Barat, termasuk Palestina dari pendudukan Yahudi yang “pulang kampung” dari perantauan lama keturunan mereka di berbagai negara Eropa dan Amerika. Upaya Muslim Palestina mempertahankan diri dan malah ingin melepaskan diri dari cengkraman negara Israel yang Yahudi tersebut, diketahui dengan muncul gerakan, organisasi dan tokoh-tokoh pejuangnya yang silih berganti. Fatah, Hamas dan PLO (Palestin Liberation Organisation) adalah gerakan rakyat Palestina dan sebagai wadah perjuangan mereka untuk melawan Israel yang terkutuk. Di samping itu untuk membebaskan Palestina dari cengkraman penjajahan Yahudi-Israel, menurut Roslan, perlu disadarkan umat Islam umumnya dan rakyat Palestina khususnya bahwa pentingnya Bait al-Maqdis dalam Islam, adalah satu di antara tiga tempat suci yang harus diziarahi, yaitu di samping Masjidilharam dan Masjidnabawi.25 Upaya pembebasan Palestina dari Israel sudah dipikirkan pada level negara-negara Arab, seperti Yordania, Mesir, Arab Saudi, Suriah. Pemikiran dan upaya tersebut sudah sampai pada kesimpulan perjuangan bersama untuk membebaskan Palestina dari pendudukan Israel sejak tahun 1948. Semua negara di atas sudah bersiap untuk menggempur dan Mesir sudah menutup pesisir Laut Tengah (Madhaiq Tiran) serta meminta pengawas perbatasan PBB untuk meninggalkan wilayahnya. Akan tetapi sebelum pasukan Liga Arab itu bergerak, tepatnya pada 5 Juni 1967, Israel yang didukung oleh Inggris dan Prancis lebih dahulu membombardir pesawat-pesawat tempur Mesir, Yordania dan Suriah yang masih parkir di bandaranya masing-masing. Hal ini sesuatu yang tidak diduga samasekali, sehingga akibatnya Israel lebih leluasa menyerang ke seluruh penjuru dan negara-negara tersebut. 80 % persenjataan Mesir hancur dalam peristiwa tersebut. Israel dalam waktu enam hari saja berhasil menjajah wilayah Palestina yang masih tersisa yaitu Tepi Barat 5878 km danGaza 363 km; Gurun Sinai milik Mesir 61198 km; dan dataran tinggi Golan 1150 km2. Tidak hanya itu Pasukan tempur Yahudi tersebut berhasil memasuki wilayah al-Quds dan Masjidilaqsha, sambil bernyanyi: musy-musy dan apel…agama Muhammad berpaling dan tunggang-langgang, Muhammad telah mati… dengan meninggalkan kaum wanita”. Mereka juga berteriak, “ayo kita balas dendam (kekalahan) di Khaibar…”.26Realitas historis di atas amat menyakitkan hati umat Islam yang menghayati dan memiliki rasa solidaritas keislamannya.

Gerakan Fatah

Dalam upaya pembebasan Palestina dari Israel, pemuda palestina yang ada di luar di negara-negara Timur Tengah ingin berjuang melalui oranisasi, dan organisasi yang muncul pertama dari kalangan Arab-Muslim Palestina adalah Fatah. Fatah sebenarnya organisasi yang beraliran marxisme, dan sebelumnya sudah menyerap aspirasinya pada revolusi Aljazair. Mereka yang bergabung dalam Fatah (Harakah Tahrir Filistin dan kemudian menjadi Harakah at-Tahrir al-Wathani al-Filisthini) dideklatasi pertama di Kuwait pada 1957. Khalil al-Wazir (Abu Jihad), berasal dari Jalur Gaza, merupakan orang kedua dalam gerakan ini selama 30 tahun. Orang pertama dalam gerakan pembebasan adalah Pemuda IM Palestina.

Organisasi Pembebasan Palestina

Organisasi ini muncul pertama atas prakarsa Presiden Liga Arab Jamal Abdul Naser, yang melihat banyak aktivitas rahasia dalam rang pembebasan Palestina. Oleh karenanya pada 1959, dalam persidangan Liga Arab menyerukan adanya wadah bersatu perjuangan Palestina, dan menunjuk Ahmad Hilmi Abdul Baqi sebagai ketua OPP sekalaigus representasi pemerintahan rakyat Palestina. Hanya saja tahun 1963 ia meninggal dunia, dan dengan prakarsa ‘Abd al-Naser terpilih pula Ahmad al-Syaqiri sebagai pengganti. Ia ditugaskan untuk mengorganisir masyarakat, memecahkan permasalahan dan mengaktifkan rakyat Palestina untuk perjuangan kesatuan negara bangsanya. OPP dengan dukungan Mesir, berhasil eksis dan membentuk Majlis Nasional Palestina yang kemudian mengadakan konferensi pertamanya di kota al-Quds pada 28 Mei 1964 dengan dihadiri oleh 422 delegasi, representasi masyarakat Palestina, dengan pembinaan Raja Husein dari Yordania. Pada Konferensi ini dilegalkan OPP dengan Piagam Nasional Palestina, yang menegaskan bahwa perjuangan bersenjata untuk memerdekakan Palestina serta tidak mundur sejengkal pun dari tanahnya. Pada kesempatan itu juga dibentuk pasukan pembebasan Palestina dan upaya-upaya mobilisasi dan informasi ditingkatkan PLO atau OPP, ketika Yasser Arafat memimpin sejak tahun 1969, kepribadian nasional Palestina semakin mendapat tempat di hati rakyatnya dan masyarakat Islam umumnya menaruh harapan besar. Kemudiaan sejak Oktober tahun 1974 OPP/PLO mendapat pengakuan negara-negara Arab sebagai organisasi tunggal rakyat Palestina yang legal. Bulan November tahun yang sama OPP membuat prestasi politis, ketika Yasser Arafat mendapat kesempatan untuk memberikan pidatonya di depan PBB di New York dan OPP/PLO diterima sebagai aanggota pengawas. Kemudian pada tahun itu juga Palestina mendapat klausul tersendiri di dalam persidangan PBB yang pertama kalinya. Salah satu resolusi terpenting PBB adalah resolusi 3236 yang dikeluarkan tanggal 22 November 1975 dengan judul resolusi hakhak bangsa Palestina, yaitu untuk menentukan masa depan mereka, hak merdeka dan berdaulat, hak kembali ke negerinya, hak untuk mengembalikan hak-hak fundamentalnya dengan segala cara sesuai tujuan piagam PBB..

jangan lupa di share ya :)

0 komentar:

Posting Komentar